Gambaran
Histopatologi1
Secara
makroskopis, chordoma berbentuk nodular, massa exophytic dengan warna keputihan
atau kadang kemerahan. Pada lapisan luar, tumor dilapisi oleh jaringan fibrous
yang berhubungan dengan bagian dalamnya yang bersepta-septa yang juga dilapisi
jaringan fibrous. Karenanya bila tumor dipotong cross section akan terlihat
berlobus-lobus. Walaupun dilapisi jaringan fibrous, tumor ini jarang dilapisi
oleh kapsul yang tebal. Pada bagian dalam, tumor terasa lembut, berwarna
abu-abu, dan translucent tetapi secara umum tidak ditemukan daerah nekrosis
yang signifikan. Sebagai tambahan karena sifatnya yang mendestruksi struktur
tulang disekitarnya, tumor ini akan ekspansi hingga mencapai bagian kartilago
dari tulang, sehingga keputusan untuk mendapatkan batas excisi secara
onkologis akan sulit bahkan mungkin
mustahil.
Secara
mikroskopis, menurut histokimianya chordoma dibagi menjadi tiga tipe:
conventional, chondroid dan dedifferentiated. Conventional chordoma terdiri
dari sel-sel sheet atau chord dengan eosinophilic cytoplasm yang bercampur
dengan mucinous matrix. Gambaran sel-sel ini dapat bervariasi mulai dari
sitoplasma yang homogen tanpa ditemukan vacuola hingga sitoplasma dengan
gambaran vacuola yang besar, yang disebut juga sebagai physaliphorous atau
bubble-bearing cells. Differensiasi menjadi cartiloginous atau kadang kala
menjadi osseous-appearing cell dapat terjadi secara fokal atau menyeluruh di
seluruh bagian tumor, dan jika ekstensif, akan dibedakan antara chondroid
chordoma subtype dengan conventional chordoma. Jarang sekali chordoma
bertransformasi menjadi malignant, yang selanjutnya disebut sebagai
dedifferentiated chordoma. Pada subtype ini gambaran sarcomatous yang
predominan dengan malignant spindle cell, sel-selnya lebih banyak atipia, dan
meningkatnya mitotic index. Secara immunohistokimia, chordoma reaktif terhadap
epithelial membrane antigen, cytokeratin, α-fetoprotein, dan jarang,
S-100.
Presentasi Klinis
Bergantung
pada lokasi dan ukuran tumor, pasien dapat saja mengeluh :
·
Nyeri, lokal maupun radikuler
·
Gangguan sphincter, konstipasi
·
Benjolan
Radiologis
Untuk
chordoma pada cranial, CT Scan dan MRI memberikan peranan yang saling
melengkapi satu sama lain dalam mengevaluasi chordoma. CT Scan memberikan
gambaran keterlibatan tulang atau destruksi tulang dan untuk mendeteksi pola
kalsifikasi di dalam lesi, sedangkan MRI memberikan analisa tiga dimensi yang
sangat baik terhadap struktur jaringan otak di sekitar lesi (batang otak, sella
tursica, sinus cavernosus, struktur neurovaskuler). Tetapi, MRI tidak dapat
menggambarkan kalsifikasi dan kejelasan keterlibatan proses osteolisis di skull
base sebaik CT Scan, terutama gambaran skull base foramina1.
Sama halnya dengan spinal
chordoma, CT Scan dan MRI saling melengkapi. Tetapi sebagai keuntungan
tambahan, untuk menganalisa daerah yang luas (misalnya sepanjang spinal axis
dan root), lebih baik menggunakan MRI dibandingkan dengan CT Scan.
Untuk
gambaran radiologis, chordoma dan chondrosarcoma kadang sangat sulit dibedakan
satu sama lain, kecuali bahwa chondrosarcoma cenderung tumbuh dari lokasi
paramedian dan chordoma biasanya selalu ditemukan sepanjang atau dekat dengan
midline6. Gambaran lokasi ini tidak bisa dijadikan pegangan apabila
tumor sudah ditemukan tumbuh asimetris dan cukup besar ukurannya.
Foto Polos
Chordoma memberikan 4 karakteristik patognomonic
pada evaluasi dengan foto polos :
· - Ekspansi tulang
· - Rarefaction
· - Trabeculation
· - Calcification
Gambaran radiologis umumnya menunjukan proses
litik, dengan banyak ditemukan kalsifikasi atau sequetrasi fragmen tulang.
Tetapi pada evaluasi radiologis dengan foto polos tidak menunjukan sensitifitas
atau spesifitas pada chordoma. Karenanya dibutuhkan pemeriksaan radiologis
lain.
CT Scan
CT
Scan merupakan modalitas esensial karena sensitifitasnya, dan akurat dalam
menilai integritas tulang, bone destruction, dan kalsifikasi atau fragmen
tulang di dalam lesi. Pada pemeriksaan CT Scan tanpa kontras akan memberikan
gambaran slight hiperdense yang homogen sebanding dengan densitas yang mirip
dengan otot, dan ditemukan kalsifikasi dalam jumlah yang bervariasi. Kalsifikasi
ditemukan kurang dari 50% pasien, dan sulit membedakannya dengan sequestered
bone fragment. Pada bone windows sering memberikan gambaran bony erosion yang
signifikan. Pada pemberian kontras akan memberikan penyangatan yang heterogen.
§ Sacrococcygeal
chordoma
Sacrococcygeal chordoma sering terlihat massif,
berbatas tegas yang menggeser jaringan lemak dari pelvis dan melibatkan
struktur tulang dan daerah epidural. Peripheral sclerosis ditemukan hampir
sekitar 50% pasien, dan sering didapatkan batas yang jelas antara komponen soft
tissue dan daerah tulang yang terlibat. Sering juga ditemukan KGB regional
terinvasi tumor. Tanda pasti adanya sacral chordoma yaitu adanya destruksi
beberapa vertebra sacral yang berhubungan dengan massa, anterior dari sacrum. Tetapi,
apabila ditemukan hubungan antara lesi osteolitik dan massa lunak yang
melibatkan discus dan vertebra bias disebabkan karena neurofibroma, lymphoma,
metastasis, dan plasmacytoma.
§ Spinal
chordoma
Walaupun jarang ditemukan, chordoma dapat timbul
pada mobile spine (misalnya di cervical, thorakal atau lumbal) sekitar 15%.
Cervical spine merupakan lokasi tersering pada chordoma, dengan predominance
pada C2; sedangkan thorakal dan lumbal lebih jarang lagi ditemukan. Awalnya,
gambaran chordoma pada CT Scan ditemukan destruksi tulang yang berada di tengah
corpus vertebra, yang mendestruksi kea rah anterior atau lateral corpus, hingga
dapat mencapai paraspinal soft tissue, yang dapat mengandung kalsifikasi.
Setelah corpus vertebra terlibat, akan mendestruksi pedicle, laminae, dan
processus spinalis; tetapi discus intervertebralis walaupun dekat biasanya
tidak terdestruksi. Chordoma yang terjadi di atas sacrum biasanya berasal dari
single vertebral body, awalnya memberikan perubahan litik dan akhirnya mengakibatkan
vertebral collapse. Kadang kala, vertebra yang berdekatan akan destruksi dengan
discus yang masih baik. Ekstensi epidural dari tumor juga sering ditemukan.
Massa terbesar tumor biasanya terletak anterior dari vertebra. Berikut gambaran
chordoma pada CT Scan8.
MR - Imaging
MRI
memberikan informasi multiplane yang detail, dengan gambaran yang jelas antara
tumor dan struktur anatomi disekitarnya. Pada MRI, sacrococcygeal chordoma akan
terlihat lobulated, biasanya pada T1-WI akan memberikan gambaran isointense
hingga hipointense. Kadang pada T1-WI ditemukan gambaran hiperintense yang
berhubungan dengan adanya perdarahan dan koleksi musin.
Pada T2-WI, akan memberikan
gambaran hiperintense, tetapi dapat saja intensitas sinyalnya heterogen karena
adanya kalsifikasi dan sequestrasi tulang. Dengan pemberian kontras (Gadolinum)
akan memberikan penyangatan yang heterogen, kadang memberikan honeycomb
appearance dengan sinyal hipointense di dalam daerah tumor.
Untuk sacrococcygeal chordoma,
ekstensi tumor sangatlah penting untuk dipastikan pada saat perencanaan
preoperatif, dengan memperhatikan ekstensinya sebagai berikut8 :
§ Proximal
extension – Tulang dan sacral
canal
§ Distal-lateral
extension – Gluteus
maximus, harmstring, dan nervus dan notch sciaticus
§ Anterior
extension – Retroperitoneal lymph
node dan rectum
§ Posterior
extension – Subcutaneous fat
Differential Diagnosis
Untuk differential diagnosis
pada malignant primary osseus spinal neoplasm, dari sebuah penelitian multicenter
selama 3 dekade (1973 – 2003) didapatkan9 :
·
Chondrosarcoma (30,6%)
·
Ewing sarcoma (24,8%)
·
Osteosarcoma (22,7%)
·
Chordoma (21,9%)
0 komentar:
Posting Komentar