Pendahuluan
Chordoma
merupakan tumor primer yang jarang ditemukan, tumbuh lambat tetapi bersifat
locally aggressive yang berasal dari residual rest sel-sel notochord sepanjang
axis craniospinal. Tumor ini relatif tidak sensitif terhadap radioterapi dan
kemoterapi. Konsekuensinya, pembedahan menjadi modalitas terapi primer terhadap
tumor ini, dan complete resection, terutama pada sacral chordoma, berhubungan
dengan meningkatnya survival time. Pada referat ini akan dibatasi mengenai
chordoma pada spine saja.
Latar
Belakang Sejarah
Virchow pertama kali menggambarkan nodul kecil di
sepanjang clivus pada tahun 1846 dan kemudian menamakannya "ecchondrosis
physaliphora" pada tahun 1857 karena ia berhipotesis tumor ini berasal
dari kartilago. Setahun berikutnya, Luschka, Benker, dan Hasse menggambarkan
nodul yang mirip. Tahun yang sama, Muller mempostulasikan bahwa ecchondrosis
physaliphora berasal dari notochord. Tahun 1894, Ribbert mengemukakan istilah
“chordoma” dan mempresentasikan kasus yang mendukung hipotesis Muller. Setahun
kemudian, Ribbert bereksperimen dengan menginduksi chordoma pada kelinci dengan
cara memperforasi ligament anterior intervertebral. Pada tahun 1909, Harvey
Cushing melaporkan tumor removal chordoma (yang awalnya diduga sebagai
teratoma) pada seorang pasien berumur 35 tahun (walaupun pasien ini meninggal 6
bulan setelah direoperasi)1.
Epidemiologi
Chordoma adalah
tumor yang jarang, tumbuh lambat yang dipercaya berasal dari sisa sel-sel
vestigial notochord. Presentasinya mencapai 0,2% dari seluruh tumor SSP, dan hanya
1% - 4% dari tumor primer tulang dengan age-adjusted
incidence rate mencapai 0,08 per 100.000 pasien per tahun. Akan terjadi
kenaikan insidensinya 2 x lipat lebih besar pada laki-laki dan 5 x lipat
insidensinya pada populasi kulit putih. Bila melihat dari seluruh lokasinya,
perbandingan laki-laki : wanita mencapai 2:1. Peak incidence terjadi pada
dekade 8, dan pertumbuhan chordoma jarang ditemukan sebelum umur 40 tahun.
Berdasarkan penelitian multicenter, dari lokasi anatomis ditemukan yaitu pada
spheno-occipital region (32%), mobile spine (32,8%), dan sacrum (29,2%)2.
Pada penelitian terdahulu diperkirakan sacral chordoma mencapai 50% kasus, 35%
merupakan cranial chordoma, dan 15% spinal chordoma diluar sacrum3.
Pada sebuah studi didapatkan, usia rata-rata saat didiagnosis pada semua pasien
chordoma yaitu 56 tahun, dengan rentang usia 27-80 tahun. Bila dilihat dari
lokasinya, usia rata-rata untuk intracranial chordoma yaitu 48 tahun dan
terbanyak berada di sphenoccipital. Untuk sacrococcygeal chordoma usia
rata-rata yaitu 56 tahun. Sedangkan spinal chordoma selain sacrococcygeal usia
rata-ratanya 46 tahun4.
Etiologi
Chordoma diduga berasal dari sisa notochord
primitive (primitive notochordal remnant) di sepanjang axial skeleton. Selama
perkembangan embrio, notochord akan dikelilingi oleh columna vertebralis yang
sedang berkembang. Pada perkembangannya, notochord nanti akan menjadi nucleus
pulposus dari intervertebral disc. Notochordal remnant ekstradura sering
ditemukan pada daerah sacrococcygeal tetapi dapat juga ditemukan sepanjang
axial skeleton. Distribusi tumor chordoma sebanding dengan distribusi remnant
notochord ini.
Notochord sendiri adalah struktur yang lestari secara
evolusi (evolutionary conserved structure), karenanya diistilahkan Chordata,
yang berasal dari perkembangan dini embrio di daerah dorsal. Notochord
memerankan peranan penting pada banyak aspek perkembangan, seperti menentukan
axis dorsal-ventral dari neural tube (melalui sekresi sonic hedgehoc homologue
[SHH] gene product), menentukan ke-asimetris-an kanan-kiri, dan takdir
arterial-versus-venous dari pembuluh darah primitif. Notochord terdiri dari
sel-sel yang kaya akan vakuola (highly vacuolated cells – disebut juga
physaliphorous cells) yang mengandung hydrated protein matrix dan dikelilingi
oleh basement membrane yang tebal. Protein matrix ini menyerap air, yang
menyebabkan sel-selnya menjadi bengkak dan memberikan tekanan pada basement
membrane. Akibat proses ini, notochord memberikan struktur support terhadapa
embrio yang sedang berkembang1. Pada hewan yang mempunyai tulang
belakang, notchord tidak berinvolusi sebagaimana struktur disekitarnya seperti
somite yang akan membentuk vertebral body. Beberapa sel notochord akan menetap
dan membentuk nucleus pulposus dari intervertebral disc, sedangkan sisanya akan
“beristirahat” di dalam clivus, sacrum, dan vertebra. Hubungan antara kesemua
cellular rest ini dan perkembangan dari chordoma sangatlah kompleks. Sepanjang
dorsal clivus, sebagai contoh, sekitar 2% dari populasi, berdasarkan hasil
otopsi, didapatkan benign growth dari ecchordosis
physaliphora (ecchondrosis of
Virchow). Sangat jarang ditemukan, tumor ini dapat tumbuh besar dan menjadi
symptomatic giant ecchordosis atau intradural
benign chordomas. Tumor-tumor ini
secara immunohistokimia berbeda dari fetal notochord rest. Namun, apakah semua
chordoma berasal dari benign tumor precursor tidak diketahui.
Beberapa chordoma dikaitkan perkembangannya secara genetik. Tetapi, hampir semua
berkaitan dengan complex karyotype yang abnormal, antara lain hilangnya semua
atau sebagian dari kromosom 3, 4, 10 dan 13, tambahan pada kromosom 7, dan
rearrangement dari kromosom 1p5. Kesemuanya berhubungan dengan
pathogenesis dari chordoma. Juga, telah dilaporkan adanya ketidakstabilan
microsatellite akibat dari DNA mismatch repair deficiency, tetapi tidak
ditemukan bukti adanya chordoma-specific translocation.
Cytogenetic1
Sejumlah studi
tentang cytogenetic chordoma telah dipublikasikan. Penyebab umum kromosom yang
abnormal yang sudah diidentifikasi yaitu monosomi kromosom 1 dan gain kromosom
7. Kelainan kromosom lain yang juga telah diteliti (baik loss atau gain)
melibatkan 1q, 2p, 3p, Sp, 9p, 10, 12 q, 13q, 17, dan 20q. Penelitian terbaru
menyebutkan bahwa abnormalitas pada region 6p32 mempunyai hubungan spesifik
dengan genesis dari chordoma (dibandingkan dengan progresi atau rekurensi).
Walaupun kebanyakan chordoma merupakan sporadic origin, case report adanya
potensi garis keturunan keluarga dengan chordoma telah banyak dipublikasikan.
Pada studi ini menunjukan tidak ada konsistensi perubahan cytogenetic dengan
heterogenitas pada kasus sporadic. Sampai saat ini, tidak ada gambaran
cytogenetic yang konsisten dalam memprediksi tumor biology atau respon terhadap
terapi7.
Dari tampilan
ketidakstabilan genetik tumor ini, memberikan kemungkinan dikembangkannya
intervensi kemoterapi. Sayangnya, keberhasilan identifikasi dan penggunaan agen
kemoterapi yang tepat masih membutuhkan waktu yang panjang.
1 komentar:
Betway Casino & Resort Map & Floor Plans - Mapyro
Find 서울특별 출장안마 your way around the 안성 출장샵 casino, find 남양주 출장샵 where everything is located with 성남 출장마사지 the map and the casino floor plan available 춘천 출장샵 at your local casinos.
Posting Komentar